RSS Feed (xml)
Beliau menilai, sebuah organisasi kemasyarakatan Islam seperti Persis saat ini dinilai ideal oleh masyarakat Persis jika memiliki ketua umum dari kalangan ulama. Tapi keulamaan saja menurutnya tidak cukup.
Pasalnya ketua umum Persis nanti tidak hanya mengurus umat sebagai objek dakwah, tapi juga mengurus kelembagaan yang sangat rumit dan membahawahi berbagai bidang garapan. Oleh karena Persis sifatnya kelembagaan maka berarti harus ada kemampuan-kemampuan tambahan. Kemampuan itu tidak lain adalah kemampun management keorganisasian.
“Jika melihat seperti itu, boleh jadi ada sebagian jamiyyah Persis melihat saya kurang memiliki sifat keulamaan, tapi bisa jadi ada jamiyyah yang melihat saya memiliki kemampuan organisasi. Kalau masyarakat sudah melihat seperti itu maka saya harus apresiasi itu,” tutur Dody S. Truna, MA.
Tidak hanya kemampuan pemimpin yang menjadi sorotannya, tokoh yang lahir 25 Mei 1961 ini juga menyoroti mekanisme pemilihan bakal calon ketua umum Persis yang selama ini berjalan dengan cara dicalonkan oleh peserta muktamar. Bisa saja mekanisme seperti ini menurut beliau dirubah dengan cara mencalonkan diri. Tentunya hal ini mesti dilihat dari situasi dan kondisi pemilihan.
“Saya harus mengatakan saya siap untuk dicalonkan, hanya kalau mencalonkan diri harus dilihat situasinya dulu, kalau peluang mencalonkan diri ada dan terbuka secara fair dalam mukatamar nanti bisa saja saya dan siapa pun mencalonkan diri. Apalagi kalau ada dukungan dari cabang-cabang, maka saya siap ikut dalam pencalonan itu.” Kata beliau.
Kurang lebih 19 tahun Dody S. Truna, MA. berkiprah dijamiyyah Persis. Enam tahun berkiprah di PC Persis Cileunyi Kabupaten Bandung serta sisanya kurang lebih 13 tahun beliau isi kesibukannya di Pimpinan Pusat (PP) Persis.
Kiprah Dody S. Truna, MA di PP Persis dimulai pada tahun 1997. Beliau diangkat menjadi anggota Dewan Tafkir hingga tahun 2000. Setelah itu jebolan Mcgill University ini diamanahi sebagai Ketua Bidang Garapan Pembinaan dan Pengembangan organisasi hingga 2005. Selanjutnya beliau diamanahi sebagai sekretaris umum hingga 2010.
Selain aktif di PP Persis, beliau juga aktif di beberapa kampus. Di sekolah Tinggi Agama Islam Persis (Staipi) misalnya, beliau menjabat sebagai rector (2002-2007). Kemudian di Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, beliau menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian (2008-2012).
Dari pengalaman-pengalaman tersebut Dodi dikenal oleh sebagian pengurus Persis memiliki kemampuan manajerial keorganisasian yang mumpuni. Pengalaman itu menurutnya salah satu kredit yang dimiliki untuk dijadikan modal dalam memimpin Persis pada masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar